JATIMTIMES - Anggota Komisi I DPR RI, Endipat Wijaya, tengah menjadi sorotan publik setelah pernyataannya dalam rapat bersama Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dianggap menyindir para relawan yang membantu korban bencana di Sumatra. Rapat tersebut digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Senin (8/12/2025).
Dalam penyampaiannya, Endipat menyoroti pihak-pihak yang hanya datang sekali ke lokasi bencana, namun merasa paling berjasa. Ia menekankan bahwa pemerintah telah hadir sejak hari pertama untuk menangani banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
Baca Juga : Disorot Publik, Endipat Wijaya Luruskan Ucapan: Saya Tak Pernah Menyindir Relawan
Pernyataan Endipat yang Menuai Sorotan
Endipat membandingkan donasi Rp10 miliar yang viral di media sosial dengan anggaran penanganan bencana milik pemerintah yang mencapai triliunan rupiah. Menurutnya, publik harus mendapatkan informasi yang utuh mengenai apa saja yang dilakukan negara di lapangan.
“Orang-orang cuma nyumbang Rp10 miliar, negara sudah triliun-triliunan ke Aceh itu, bu. Jadi yang seperti ini mohon jadi perhatian, agar tidak muncul lagi informasi seolah negara tidak hadir. Padahal negara sudah hadir sejak awal,” ujar Endipat dalam rapat, seperti disiarkan melalui kanal YouTube TVR Parlemen.
Ia juga menyinggung fenomena viralnya aksi relawan dan penggalangan dana yang melibatkan content creator Ferry Irwandi. Endipat berharap Kementerian Komunikasi dan Digital dapat lebih aktif mengamplifikasi kinerja pemerintah agar tidak kalah viral dibandingkan gerakan pihak lain.
Setelah pernyataan tersebut viral, publik pun kini mulai menguliti profil dan latar belakang Endipat Wijaya.
Profil dan Latar Belakang Endipat Wijaya
Dilansir dari Wikipedia dan berbagai sumber lainnya, Endipat Wijaya lahir di Bengkulu pada 31 Mei 1984. Ia menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan mengambil jurusan Teknik Metalurgi dan lulus pada 2006. Setelah itu, ia melanjutkan studi S2 di Swiss German University pada program Manajemen dan berhasil menyelesaikannya pada 2019.
Karier profesionalnya berawal dari posisinya sebagai teknisi di Double A Group selama satu tahun. Ia kemudian pindah ke Kalimantan Timur dan bergabung dengan PT Kaltim Prima Coal, yang membuka jalan bagi dirinya untuk meniti karier di sektor industri dan manajerial.
Perjalanan Politik Endipat Wijaya
Endipat resmi bergabung dengan Partai Gerindra pada 2011. Dalam Pemilu 2024, ia maju sebagai calon legislatif dari daerah pemilihan Kepulauan Riau. Ia berhasil meraih 105.413 suara, menjadikannya peraih suara terbanyak di dapil tersebut. Kota Batam menjadi penyumbang suara terbesar dengan total 72.186 suara.
Baca Juga : Banjir Malang dan Erupsi Semeru Ganggu Libur Akhir Tahun, Wisatawan Berpotensi Alihkan Tujuan
Dengan raihan tersebut, Endipat terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2024–2029 dan ditempatkan di Komisi I DPR yang membidangi pertahanan, komunikasi, informasi, dan hubungan luar negeri. Posisi ini membuatnya berada di pusat isu strategis nasional, terutama terkait kebijakan digital dan keamanan informasi.
Selain kiprahnya di politik, Endipat juga dikenal memiliki jejak profesional di dunia bisnis, khususnya di industri pertambangan dan energi. Pengalamannya itu menjadi modal dalam memahami isu pembangunan dan pengelolaan sumber daya nasional.
Fokus pada Penanganan Bencana dan Publikasi Pemerintah
Dalam beberapa kesempatan, Endipat aktif menyoroti penanganan bencana besar di Sumatra. Ia meminta Komdigi memperkuat komunikasi pemerintah agar publik mengetahui apa saja yang telah dilakukan negara sejak hari pertama bencana terjadi.
Menurutnya, publikasi pemerintah tidak boleh kalah gencar dibandingkan konten viral dari relawan atau donatur individu. Ia menilai penting adanya transparansi dan keseimbangan informasi agar masyarakat tidak salah menilai kinerja negara.
Kasus ini membuat nama Endipat menjadi pusat perhatian, terutama setelah pernyataannya ditafsirkan sebagai sindiran terhadap relawan yang ikut membantu korban bencana. Meski demikian, perhatian terhadap sosoknya juga membuka ruang bagi publik untuk mengenal lebih jauh perjalanan karier, pendidikan, dan perannya dalam pemerintahan.
