JATIMTIMES - Sektor perhotelan masih menjadi magnet investasi di Kota Batu. Salah satunya pembangunan di Kawasan Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu sejak awal tahun lalu. Dipastikan, pendirian penginapan mewah di Oro-oro Ombo tersebut bakal menambah keberadaan hotel bintang lima di Kota Batu.
Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Batu Arief As-Siddiq membenarkan. Progres pembangunan hotel bintang lima tersebut diketahui sudah dimulai sejak awal tahun lalu.
Baca Juga : 12 Pengembang Serahkan PSU ke Pemkot Batu, Total Nilai Aset Capai Rp522 Miliar
Pihaknya menegaskan perizinan pembangunan hotel bintang lima tersebut sudah selesai sejak tahun lalu. Sayangnya, dirinya mengaku belum mengetahui target penuntasan gedung baru tersebut. “Yang jelas secara konsep akan dibuat seperti glamping,” beber Arief saat dihubungi, belum lama ini.
Hotel bintang lima yang dibangun, sambung Arief, punya konsep baru. Hal tersebut dinilainya menjadi daya tarik tersendiri sebagai jasa akomodasi. Mengingat sejauh ini, jumlah hotel bintang lima di Kota Batu hanya tersedia dua pilihan. Yakni The Singhasari Hotel and Resort dan Golden Tulip Hotel and Resort.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) itu berharap pembangunan hotel bintang lima baru juga memberikan efek positif kepada pertumbuhan ekonomi. “Terutama dalam meingkatkan angka kunjungan wisata dengan berbagai konsep yang menarik,” tegas dia.
Terpisah, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu Sujud Hariadi menyambut baik penambahan hotel bintang lima baru tersebut. Mengingat maraknya kunjungan wisatawan mancanegara dan tamu VIP. Mereka lebih membutuhkan jasa akomodasi yang lebih representatif. “Kalau moment high season, sebagian wisatawan kerap tak kebagian kamar hotel bintang lima, lalu menginap di lokasi lain,” jelasnya.
Baca Juga : 4 Tahun Berdiri, Grand Mercure Malang Mirama Tancapkan Jejak Emas di Industri Perhotelan Jatim
Kondisi itu membuat pemerintah kehilangan potensi pendapatan daerah dari sektor pajak hotel. Seharusnya, kelengkapan jasa mulai hotel, restoran dan destinasi wisata menjadi satu paket lengkap.
Apalagi, rata-rata okupansi hotel bintang lima juga cukup tinggi sekitar 50 persen. Dengan standar luas kamar minimal 26 meter persegi. Selain itu, juga dilengkapi lima kamar suites dengan luas minimal 52 meter persegi. Termasuk penyediaan restoran, bar, kolam renang, tempat rekreasi, dan staf yang multi-profesional.