Jatim Times Network Logo
Poling Pilkada 2024 Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Poling Pilkada 2024
Peristiwa

Bandara Dhoho Kediri Tutup 5 Bulan, Investor Kabur dan Warga Menganggur: Ekonomi Daerah Terancam Lumpuh

Penulis : Mutmainah J - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

10 - Oct - 2025, 20:29

Placeholder
Bandara Dhoho Kediri. (Foto: Wikipedia)

JATIMTIMES - Sudah lima bulan berlalu sejak operasional Bandara Dhoho Kediri dihentikan, dan hingga Oktober 2025, belum ada tanda-tanda bandara kebanggaan warga Kediri itu akan kembali beroperasi.

Keadaan ini menimbulkan efek domino yang serius. Tidak hanya menghambat roda ekonomi daerah, tetapi juga menyebabkan puluhan warga lokal kehilangan pekerjaan dan para investor memilih hengkang.

Baca Juga : Gerakan Ekonomi Lokal Kota Kediri, 50 Ribu Scooterist Ramaikan Kediri Scooter Festival 8

Bandara Dhoho yang digadang-gadang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Timur bagian barat kini justru menyisakan kekhawatiran.

Warga yang sebelumnya bekerja sebagai petugas kebersihan, sopir, petugas keamanan, hingga penyedia jasa parkir dan makanan kini harus menerima kenyataan pahit mereka menganggur tanpa kepastian.

Setidaknya, puluhan warga dari lima desa di tiga kecamatan, yaitu Grogol, Banyakan, dan Tarokan, terdampak langsung. Desa-desa itu meliputi Desa Grogol, Desa Jatirejo, Desa Tiron, Desa Bulusari, dan Desa Tarokan.

Mereka kehilangan pekerjaan sejak operasional bandara berhenti pada pertengahan tahun 2025. Salah satu warga, Nandha (21), mengaku penghasilannya kini terhenti total. Ia yang semula membuka usaha penyewaan mainan anak-anak di sekitar bandara, kini tidak lagi bisa beroperasi.

“Dulu ramai, tiap hari ada penumpang datang. Sekarang sudah sepi, nggak ada pemasukan. Barang-barang disimpan semua,” ujarnya dikutip dari Radar Kediri.

Warga Kehilangan Sumber Ekonomi, Pertanian Tak Lagi Menjadi Pilihan

Masalah menjadi semakin kompleks karena sebagian besar warga terdampak tidak lagi memiliki lahan pertanian.

Lahan yang sebelumnya mereka garap sudah beralih fungsi untuk pembangunan bandara dan infrastruktur pendukungnya. Kini, mereka tidak bisa kembali ke sektor pertanian, sementara lapangan pekerjaan baru belum tersedia.

“Dulu kami bertani, tapi lahannya sudah dijual untuk proyek bandara. Setelah bandara buka, kami kerja di sana. Sekarang bandara tutup, kami kehilangan dua-duanya,” kata seorang warga Desa Jatirejo.

Sebagian warga kini mencoba peruntungan dengan bekerja serabutan atau merantau ke kota lain, namun banyak yang masih menunggu panggilan kerja lama dengan harapan bandara kembali aktif.

Investor Kabur, Usaha Sekitar Bandara Mati Suri

Dampak penutupan Bandara Dhoho Kediri tidak hanya dirasakan masyarakat, tetapi juga para pelaku usaha dan investor yang sebelumnya melihat potensi besar di kawasan tersebut.

Sejumlah tempat usaha di luar area bandara seperti kafe, rumah makan, toko oleh-oleh, hingga penginapan kini terpaksa gulung tikar.

Investor yang sebelumnya optimis terhadap pertumbuhan ekonomi di Kediri mulai menarik modalnya karena ketidakpastian operasional bandara.

Bahkan, beberapa tenant yang sempat beroperasi di dalam bandara juga memilih menutup gerai sementara karena tidak ada aktivitas penerbangan.

Baca Juga : Cuaca Buruk, Bunga Tabebuya di Kota Batu Tak Bermekaran

"Awalnya banyak yang buka, dari restoran cepat saji sampai toko retail. Tapi setelah penerbangan berhenti, semuanya ikut tutup,” ujar seorang mantan karyawan tenant di area bandara.

Bandara Dhoho, Harapan yang Sementara Padam

Bandara Dhoho Kediri sejatinya dibangun dengan harapan besar menjadi pusat konektivitas baru di Jawa Timur bagian barat dan mempercepat akses ekonomi kawasan Kediri–Blitar–Tulungagung.

Proyek yang diinisiasi oleh PT Surya Dhoho Investama, anak perusahaan dari PT Gudang Garam Tbk, ini sempat diresmikan dengan penuh optimisme. Namun, penghentian operasional yang belum jelas alasannya membuat banyak pihak mempertanyakan arah masa depannya.

Sampai kini, belum ada keterangan resmi dari pihak pengelola atau pemerintah pusat mengenai jadwal pasti dibukanya kembali Bandara Dhoho Kediri.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran bahwa fasilitas megah tersebut bisa berubah menjadi “bandara tidur” jika tidak segera diaktifkan kembali.

Penghentian aktivitas bandara ini berdampak besar pada rantai ekonomi lokal. Bukan hanya pekerjaan langsung yang hilang, tetapi juga peluang ekonomi turunan seperti ojek online, pedagang kaki lima, dan penyedia jasa logistik.

Pemerhati ekonomi lokal, (bisa tambahkan kutipan ahli fiktif atau umum), menilai bahwa efek domino dari penghentian bandara bisa berimbas jangka panjang.

"Penutupan bandara seperti Dhoho tidak hanya menghentikan arus transportasi, tetapi juga mematikan ekosistem ekonomi yang tumbuh di sekitarnya. Perlu langkah cepat dari pemerintah untuk menenangkan investor dan memberi solusi bagi warga terdampak,” jelas seorang analis ekonomi regional.

Menunggu Kejelasan Operasional Kembali

Warga kini hanya bisa berharap agar Bandara Dhoho Kediri segera dibuka kembali. Selain demi menghidupkan kembali ekonomi lokal, beroperasinya bandara akan membuka kembali peluang kerja bagi masyarakat sekitar dan menarik kembali minat investor.

Tanpa kejelasan, potensi ekonomi di wilayah barat Sungai Brantas ini terancam padam, dan proyek besar yang dahulu penuh harapan bisa berakhir sebagai simbol stagnasi pembangunan daerah.


Topik

Peristiwa Bandara Dhoho Kabupaten Kedir pemkab kediri investor bandara dhoho tutup



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Gresik Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

Sri Kurnia Mahiruni