JATIMTIMES - Langit malam sepanjang bulan Oktober 2025 akan dipenuhi berbagai fenomena astronomi menarik. Mulai dari hujan meteor, bulan purnama, hingga kilatan bola api (fireball) yang indah. Semua bisa menjadi momen istimewa bagi pencinta langit maupun masyarakat umum.
Fenomena ini bisa disaksikan dari berbagai wilayah dengan syarat tertentu, seperti kondisi cuaca cerah dan lokasi minim polusi cahaya.
Baca Juga : 29 September 2025 Memperingati Hari Apa? Ini Daftarnya
Berikut daftar lengkap fenomena astronomi sepanjang Oktober 2025, dikutip dari kalender astronomi In The Sky:
1. Hujan Meteor Camelopardalid – 5 Oktober 2025
Awal Oktober akan dibuka dengan hujan meteor Camelopardalid yang memuncak pada 5 Oktober 2025. Meteor ini berasal dari sisa debu komet 289P/Blanpain.
Fenomena tersebut dapat diamati dari langit utara pada malam hingga dini hari. Intensitasnya tergolong sedang, namun tetap menarik untuk menjadi pembuka rangkaian hujan meteor bulan ini.
2. Bulan Purnama Hunter’s Moon – 7 Oktober 2025
Bulan purnama akan terjadi pada 7 Oktober 2025, dikenal juga dengan sebutan Hunter’s Moon. Pada fase ini, bulan akan tampak bulat sempurna dan lebih terang dari biasanya.
Momen ini cocok untuk menikmati keindahan bulan dengan mata telanjang atau teleskop sederhana. Namun, cahaya bulan yang terang dapat mengurangi visibilitas hujan meteor di sekitar tanggal tersebut.
3. Hujan Meteor Draconid – 8 Oktober 2025
Sehari setelah bulan purnama, giliran hujan meteor Draconid akan memuncak pada 8 Oktober 2025. Meteor ini memancar dari arah rasi Draco di langit utara.
Puncaknya berlangsung singkat, tetapi intens. Umumnya lebih mudah diamati dari belahan bumi utara, meski wilayah Indonesia tetap berpeluang menyaksikan dengan kondisi cuaca cerah.
4. Hujan Meteor Taurid Selatan – 10 Oktober 2025
Fenomena berikutnya adalah Taurid Selatan yang mencapai puncaknya pada 10 Oktober 2025. Meteor ini terkenal dengan kilatan cahayanya yang lambat namun terang.
Meski jumlah meteor per jam tidak banyak, Taurid Selatan sering menghasilkan fireball atau meteor besar bercahaya terang, menjadikannya sangat menarik untuk diamati.
5. Hujan Meteor Delta Aurigid – 11 Oktober 2025
Pada 11 Oktober 2025, hujan meteor Delta Aurigid akan menghiasi langit malam. Meteor ini berasal dari rasi Auriga.
Intensitasnya tergolong rendah hingga sedang, tetapi tetap indah bila disaksikan dari lokasi yang minim cahaya buatan.
6. Hujan Meteor Epsilon Geminid – 18 Oktober 2025
Pertengahan bulan akan diramaikan oleh hujan meteor Epsilon Geminid yang memuncak pada 18 Oktober 2025. Meteor ini tampak berasal dari rasi Gemini, salah satu rasi bintang yang mudah dikenali.
Fenomena ini dapat diamati mulai tengah malam hingga menjelang fajar, dengan kondisi bulan yang belum terlalu terang sehingga mendukung pengamatan.
7. Hujan Meteor Orionid – 21 Oktober 2025
Baca Juga : Kalender Jawa Senin Wage 29 September 2025: Watak, Rezeki, Jodoh, dan Pekerjaan
Salah satu fenomena paling dinanti, Orionid, akan memuncak pada 21 Oktober 2025. Hujan meteor ini berasal dari sisa debu komet legendaris Halley.
Dengan intensitas puluhan meteor per jam, Orionid dikenal aktif dan spektakuler. Meteor ini memancar dari rasi Orion, yang mudah ditemukan di langit malam.
8. Hujan Meteor Leonis Minorid – 24 Oktober 2025
Menutup rangkaian fenomena bulan ini, hujan meteor Leonis Minorid akan memuncak pada 24 Oktober 2025. Meteor ini berasal dari rasi Leo Minor di langit utara.
Walau intensitasnya tidak sebanyak Orionid, Leonis Minorid tetap memberikan pertunjukan menarik, terutama bila diamati dari lokasi gelap dan bebas polusi cahaya.
Tips Mengamati Fenomena Astronomi
Agar pengalaman menatap langit semakin maksimal, berikut beberapa tips sederhana yang bisa kamu terapkan:
1. Cari lokasi gelap
Pilih tempat yang jauh dari lampu kota agar cahaya langit lebih jelas terlihat. Area perbukitan, pantai, atau pedesaan adalah pilihan terbaik.
2. Perhatikan cuaca
Pastikan langit cerah tanpa banyak awan. Aplikasi cuaca bisa membantu menentukan waktu terbaik untuk pengamatan.
3. Gunakan mata telanjang
Hujan meteor lebih mudah dinikmati dengan mata telanjang, karena pandangan lebih luas dibanding teleskop. Namun, teleskop sederhana tetap bisa dipakai untuk mengamati bulan purnama.
4. Datang lebih awal
Biasakan berada di lokasi sekitar 20–30 menit sebelum pengamatan agar mata terbiasa dengan kegelapan.
5. Siapkan perlengkapan tambahan
Bawa selimut, kursi lipat, atau termos minuman hangat agar pengamatan lebih nyaman.
Itulah daftar fenomena astronomi sepanjang Oktober 2025 beserta tips sederhana untuk menikmatinya. Dari hujan meteor Camelopardalid hingga Orionid, setiap peristiwa menawarkan keindahan langit yang sayang dilewatkan. Jadi, siapkan waktu dan nikmati pertunjukan alam semesta yang menakjubkan ini.