JATIMTIMES - Bupati Malang HM Sanusi menyebut Lomba Desa Kabupaten Malang 2023 yang diinisiasi oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Malang bersama JatimTIMES Network, telah sesuai dengan perintah agama. Yakni perihal berlomba-lomba dalam hal kebaikan.
"Kunci itulah yang akan membawa Kabupaten Malang menjadi lebih baik, yaitu dengan kebersamaan. Sedangkan adapun lomba ini adalah mengikuti apa yang dianjurkan oleh Alquran, 'Fastabiqul Khairat'. Berlomba-lombalah untuk menjadi yang terbaik, karena segala sesuatu yang tidak baik itu melanggar aturan dalam Alquran," ucapnya saat menghadiri agenda Awarding Seremonial Lomba Desa Kabupaten Malang 2023, Senin (20/3/2023).
Baca Juga : Sambut HAS 2023, Pemkot Kediri Dorong Masyarakat Lestarikan Sumber Daya Air
Atas dasar itulah, sosok yang akrab disapa Abah Sanusi ini, menginstruksikan kepada DPMD Kabupaten Malang agar tidak hanya memberikan penghargaan terhadap desa yang terbaik. Namun desa yang terburuk juga harus mendapatkan peringatan agar terus berbenah.
"Mudah-mudahan nanti DPMD tidak hanya (desa) terbaik, tapi nanti yang terjelek juga disampaikan. Kalau perlu dikasih hadiah," tegasnya.
Hadiah yang dalam tanda kutip diberikan kepada desa terjelek baik dari segi pemerintahan, kemasyarakatan, hingga kewilayahan maupun dalam bidang inovasi dan potensi tersebut, adalah berupa bendera.
"Hadiahnya untuk (desa) yang terjelek bendera hitam, kuning, dan hijau," imbuhnya.
Menurutnya, pemberian label bendera di desa yang terburuk tersebut, terinspirasi dari langkah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang saat menanggulangi pandemi Covid-19 lalu.
"Kemarin ketika pandemi Covid-19, itu yang terjelek penanganan covid-nya di kasih bendera hitam," tuturnya.
Ditegaskan Sanusi, label desa terjelek tersebut bukan untuk mendiskriminasi. Sebaliknya, justru untuk memotivasi desa agar terus berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Baca Juga : Raih Juara 3 Lomba Desa Kabupaten Malang 2023, Srigonco Tonjolkan Inovasi Digital
"Nah, yang di kasih bendera hitam (saat pandemi Covid-19) tiga bulan berikutnya menjadi yang terbaik. Jadi itu tujuannya bukan melemahkan, tapi ketika di nilai itu terjelek, maka mereka termotivasi," terang Sanusi.
Oleh karena pertimbangan itulah, Sanusi memberikan instruksi kepada DPMD Kabupaten Malang untuk menilai desa mana di Kabupaten Malang yang merupakan desa terjelek. Harapannya, dengan adanya warning tersebut, dalam agenda Lomba Desa Kabupaten Malang tahun depan, desa terjelek bisa menjadi yang terbaik.
"Nanti Pak (Kepala) DPMD, desa yang terjelek mana, diumumkan. Nanti dua tahun kemudian, dia akan menjadi yang terbaik, ini karena semangat kerja yang ada pada masyarakat kita (Kabupaten Malang)," ujarnya.
Hal serupa menurut Sanusi juga pernah di implementasikan kepada jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Hasilnya sesuai harapan, jajaran OPD yang mendapat penilaian jelek dari Ombudsman terus berpacu sehingga kini telah menjadi yang terbaik.
"Kemarin dari 2022, Ombudsman memberi penilaian Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan itu terendah. Nilainya 32 dan 36, terjelek, nilai merah dari Ombudsman. Tapi sekarang sudah nyalip (melampaui capaian OPD lainnya). Dinkes, Rumah Sakit Kepanjen menjadi 10 Rumah Sakit terbaik di Indonesia. Jadi habis terjelek, lalu naik," tukasnya.