JATIMTIMES - Universitas Brawijaya (UB) kembali menegaskan komitmennya dalam membangun kampus berjiwa entrepreneur. Melalui program Profiling Startup Mahasiswa 2025, UB mendorong mahasiswa yang telah menjalankan bisnis untuk naik kelas, bukan sekadar mencoba-coba.
Direktur Direktorat Kemahasiswaan UB, Dr. Sujarwo, S.P., M.P., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program prioritas rektor 2025, sejajar dengan publikasi ilmiah bereputasi, hibah penelitian, dan reward prestasi mahasiswa.
Baca Juga : Pemuda, Arah Bangsa, dan Tantangan Era Digital: Pesan Sumpah Pemuda dari Wali Kota Blitar Mas Ibin
“Program ini bukan pembinaan awal, melainkan bentuk reward bagi mereka yang sudah beroperasi. Kami ingin menguatkan ekosistem kewirausahaan agar bisnis mahasiswa bisa bertahan dan tumbuh,” ujar Sujarwo dalam Brawijaya Entrepreneur Festival (BEF) 2025, Selasa, (28/10/2025).
Ia menjelaskan, profil startup mahasiswa akan menjadi database resmi universitas yang melacak jejak wirausaha muda UB hingga selepas lulus. Data ini akan diintegrasikan ke berbagai unit, termasuk Badan Usaha Milik Universitas (BMU) dan Direktorat Inovasi, Kolaborasi, dan Startup Teknologi (DIKST), untuk memperluas peluang kolaborasi dan scaling up.
Menariknya, mahasiswa yang terjun ke dunia wirausaha akan mendapat nilai tambah tersendiri. “Poinnya 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan bekerja atau melanjutkan studi. Karena berwirausaha berarti menciptakan lapangan kerja dan berdampak lebih luas,” tegas Sujarwo.
Program Profiling Startup UB 2025 memberikan dukungan dana hibah berdasarkan tingkat kematangan bisnis. Startup kategori Basic (beroperasi minimal enam bulan dengan arus kas aktif) akan memperoleh bantuan Rp3 juta. Kategori Penumbuhan (memiliki NIB dan cash flow aktif enam bulan) mendapat Rp5,5 juta, sementara kategori Pengembangan (beroperasi lebih dari setahun, memiliki NIB, dan laba tiga bulan terakhir di atas UMR) mendapatkan dana bantuan Rp7,5 juta.
Pengajuan proposal dibuka hingga 20 November 2025, dengan penetapan SK pada awal Desember. Semua mahasiswa aktif yang sudah menjalankan usaha minimal enam bulan bisa mendaftar melalui formulir resmi yang disediakan.
Proposal yang diajukan wajib berisi profil bisnis lengkap, mulai dari ringkasan eksekutif, latar belakang ide usaha, analisis pasar, model bisnis, hingga peta keberlanjutan (roadmap). “Kami ingin menantang mahasiswa untuk memahami bisnisnya secara menyeluruh, mulai dari ide, nilai tambah, strategi, sampai ketahanan bisnis,” terang Sujarwo.
Lebih jauh, ia menekankan pentingnya resiliensi bisnis. “Kami akan menilai sejauh mana mahasiswa mampu bertahan dalam enam bulan operasional. Itu waktu yang cukup untuk menguji ketangguhan dan arah pengembangan usaha,” imbuhnya.
Baca Juga : Brawijaya Entrepreneur Festival 2025: Dari Kampus, Lahir Generasi Wirausaha Muda Unggul
Melalui program ini, UB berharap dapat melahirkan lebih banyak wirausaha muda tangguh, mahasiswa yang bukan hanya mengejar ijazah, tapi juga menciptakan dampak ekonomi nyata. “Selamat berkarya,” papar Sujarwo.
Wakil Rektor III UB, Dr. Setiawan Noerdajasakti, S.H., M.H., menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan langkah konkret UB dalam memfasilitasi mahasiswa agar konsisten di dunia wirausaha.
“Memulai bisnis itu mudah, yang sulit adalah menjaga ritme dan konsistensinya. Karena itu, kami tak hanya memberi hibah, tapi juga pendampingan agar semangat wirausaha mereka tetap hidup,” ujarnya.
Sakti sapaan akrabnya menegaskan, bahwa pendanaan yang digulirkan universitas selama ini telah berjalan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan. “Program mahasiswa wirausaha sudah bergulir dari tahun ke tahun. Sekarang kami perkuat lewat profiling agar setiap startup terpantau dan punya arah pengembangan yang jelas,” jelasnya.
