JATIMTIMES - Memiliki jabatan dan jenjang karier yang pasti merupakan impian bagi kebanyakan orang.
Ketika seseorang telah berada di titik dimana mereka ‘sukses’ terkadang beberapa orang langsung menunjukkan perubahan, entah sikap, gaya hidup atau lain sebagainya.
Baca Juga : Tips Masak Santan agar Bebas Kolesterol, Makan Tenang Tanpa Takut
Selain itu, biasanya bagi pemilik usaha yang telah sukses terkadang acuh terhadap karyawan yang bekerja terhadap mereka. Kebanyakan mereka berpikir yang penting gaji cair tepat waktu sudah cukup bagi para karyawan.
Namun, hal itu tidak berlaku bagi Erwan Barudi. Ia merupakan pemilik dari Ayam Geprek Sa'i dan Hajj Chiken.
Meski telah sukses, Erwan Barudi tetap menjunjung tinggi nilai-nilai syariah dan selalu memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Dan bahkan, ketekunannya pada bidang agama menjadi salah satu faktor ia hengkang dari karier yang ia bangun selama 14 tahun lamanya.
Lantas seperti apa kisah Erwan Barudi yang disebut memprioritaskan kesejahteraan karyawannya dan menjunjung tinggi nilai-nilai syariah?
Dilansir dari akun Tiktok @aiwitness.cuan dan chanel Youtube Pecah Telur, mulanya Erwan Barudi merupakan salah satu pekerja di salah satu perusahaan California Frieds Chiken bagian accounting.
Bekerja dengan belajar merupakan salah satu hal yang positif dilakukan oleh Erwan Barudi selama 14 tahun.
Sempat memegang beberapa divisi perusahaan hingga mengetahui seluk beluk dunia bisnis kuliner, Erwan Barudi mendapat kepercayaan dari atasan untuk memegang beberapa brand-brand kuliner lain hingga 300 cabang.
Tujuh tahun berlalu, Erwan merasa perusahaan tempatnya bekerja sudah jauh dari nilai-nilai yang diyakininya. Hal itu membuat Erwan memilih untuk mengundurkan diri.
“Karena pemilik saham terbesar saat itu dipegang orang yang berbeda keyakinan dengan saya, akhirnya saya memutuskan untuk keluar," kata Erwan seperti yang dikutip dari akun Youtube Pecah Telur, Rabu (3/4/2024).
Dia kemudian mendirikan PT Ukhuwah Berkah Semesta yang menaungi merek kuliner Ayam Geprek Sa'i dan Hajj Chicken.
Erwan mengatakan, nama dagangnya ini terinspirasi ketika tengah melakukan ibadah haji, yakni 'Hajj' yang artinya berkunjung dan 'Sa'i' yang artinya usaha.
Baca Juga : Tips Membuat Kue dan Hidangan Manis untuk Lebaran Menurut Para Chef
Dengan nama ini, Erwan berharap akan banyak pelanggan yang berkunjung ke gerai ayam miliknya. Harapan Erwan rupanya dikabulkan Sang Pencipta.
Ayam Geprek Sa'i dan Hajj Chicken yang didirikan sejak 2017 lalu ini sudah memiliki 300 cabang yang tersebar di beberapa daerah.
Dalam menjalankan bisnisnya, Erwan benar-benar menerapkan prinsip ekonomi islam yang sesuai dengan syariat.
Sehingga, seluruh kepentingan direksi, komisaris, ataupun karyawan tidak boleh bertentangan dengan syariat islam.
Sejak tahun 2023, Erwan telah menutup jenis kemitraan penuh. Saat ini, perusahaannya hanya membuka kemitraan berbasis manajemen dan bagi hasil.
Menurutnya, hal ini merupakan langkah yang dapat memastikan standar operasional perusahaan (SOP) dapat terjaga dengan baik.
“Pemilik modal dan saya selaku operator masih boleh bekerja sama, tapi sebatas sampai SOP. Karena saya khawatir jika orientasi kami berbeda, akan membuat langkah di bawahnya juga jadi berbeda," kata Erwan.
Sehingga dengan jenis kemitraan saat ini, pemilik modal bisa memiliki 70 persen keuntungan dagang. Sementara 30 persen lainnya untuk manajemen perusahaan.
Selain itu, Erwan memastikan betul keseimbangan spiritual, ekonomi, dan sosial karyawannya terjaga dengan baik.
Dari sisi spiritual, Erwan mewajibkan karyawannya untuk melakukan tadarus rutin sebelum bekerja dan melakukan shalat berjamaah di sela pekerjaan.
Kemudian, di sisi ekonomi, Erwan menjamin simpanan hari tua bagi karyawannya dengan mendirikan sebuah koperasi internal.
Koperasi tersebut menghimpun simpanan wajib karyawan yang dapat diambil ketika mereka sudah tak lagi bekerja.
Erwan juga memberikan jaminan 90 persen biaya pendidikan bagi anak-anak karyawan yang ingin memperdalam ilmu agama di pesantren atau sekolah islam terpadu.
Dia juga memberikan subsidi uang susu bagi karyawannya yang baru melahirkan dan sedang menyusui.
Dengan hal ini, Erwan berharap mampu menjamin kesejahteraan hidup karyawan dan menyiapkan generasi islam yang cerdas untuk melanjutkan nilai-nilai syariat di masa selanjutnya.
Ia pun meyakini jika hidup di dunia hanya sementara. Untuk itu, dia bertekad menciptakan lebih banyak kebaikan di muka bumi. Sebab, sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang dapat bermanfaat bagi manusia lainnya.
"Apapun posisi hidup saya, saya berkomitmen untuk mengabdi dan menyatakan kesetiaan saya pada Allah. Sebab tak ada yang abadi di dunia ini," tutupnya.